Berita Jepang | Japanesestation.com

p10-aoki-oreskaband-a-20140409-870x579

Topik pertama yang pertama kali didapatkan penulis Japan Times saat mewawancarai penyanyi sekaligus gitaris Oreskaband, Naoko “iCas” Yoshioka bukanlah soal musik atau band-nya, tapi acara variety show yang tayang siang hari, “Waratte Iitomo!” Acara itu sendiri tayang di Jepang pada tanggal 31 Maret silam.

Setelah 35 tahun, kalian akan mempertimbangkan bahwa ia (Host pertunjukan tersebut, maksudnya Tamori) akan menganggap dirinya sendiri telah sangat bekerja keras untuk pertunjukan tersebut." kata iCas. “Tapi akhirnya, ia berterimakasih pada tiap orang dan tidak mencoba mengungkit kontribusinya ke pertunjukan tersebut. Ia tidak mencari pujian. Keren."

Waratte Iitomo!” yang tampil tiap akhir pekan selama 35 itu sungguh impresif, tapi iCas berkata bahwa ia tak bisa melupakan kerendahan hati Tamori.

Tanpanya, 10 tahun kami tidak ada apa-apanya," lanjutnya.

Oreskaband telah merayakan perayaan hari jadi mereka yang kesepuluh tahun lalu. Grup ska/rock yang anggotanya perempuan semua itu terdiri dari iCas (Gitaris), Taeko “Tae” Fukuda (Drummer), Hitomi “Tomi” Kawamoto (Bassist), Saki Imamura (Pemain terompet), Marie Hayami (Trombone), dan Mio “Morico” Omori (kibordis dan saksoponis). Mereka terbentuk di Osaka pada 2003. Mereka semua telah akrab sejak SMP, dan telah tampil di banyak festival seperti Summer Sonic atau South By Southwest serta Warped Tour.

Dalam perayaan dekade itulah, Oreskaband merilis album kompilasi terbaik di Februari, yang berjudul “Best (2003-2013).” Album itu telah mencakup sejarah band itu, dari single-single awal (“Almond,” “Tsumasaki” and “Jitensha”) hingga yang keluar tahun lalu, “Hot Number,” yang mempersembahkan perkembangan mereka secara halus lewat lagu-lagu seperti “Walk" (Berirama edgy rock), dan “A-Ha-Ha!”, yang direkam untuk kompilasi tersebut.

Band ini juga telah mengadakan tur keliling Jepang yang bertepatan dengan rilisnya “Best (2003-2013),” dan tur itu bertempat di Fever, Tokyo, pada Jumat kemarin.

Dengan karir yang sudah satu dekade ini, iCas berpendapat, "Ketika kita mulai, orang-orang berpendapat jika kita idola dan apakah kita band yang otentik atau tidak. Ide untuk tetap bersama selama sepuluh tahun telah menolong banyak prekonsepsi awal. Itu jugalah yang membiarkan orang-orang untuk mengevaluasi kembali band kami. Di sisi lain, orang-orang mengharapkan sesuatu dari sebuah band yang berusia sepuluh tahun. Saya tak tahu apakah teknik saya sejalan dengan durasi waktu band ini tumbuh bersama."

Vokalis itu juga mengatakan ada sebuah pesan di balik musik Oreskaband yang juga berubah sepanjang waktu. Sebagaimana ia bertambah tua, ia jadi tertarik pada isu-isu politik dan sosial. Itulah yang mempengaruhinya untuk mendekati musiknya dengan kehidupan secara umum.

Masyarakat lebih kompleks dari yang saya pernah bayangkan," katanya. "Ketakutan pribadi dan perasaan saya terlihat sepele, dan hal-hal seperti kenaikan pajak itu lebih penting. Musisi-musisi Ska and reggae selalu membicarakan soal isu-isu politik. Ketika Liberal Democratic Party menggantikan tempat Democratic Party of Japan sebagai partai pemerintah, saya berganti haluan. Ada banyak dari mereka yang berusia 50-an dan 60-an yang berusaha menghidupi anak-anak mereka.  Orang-orang seusia saya malah tak berada di sana. Saya jadi merasa malu. Saya merasa saya tak aktif, hal-hal akan tetap sama. Saya merasa benar-benar perlu berpikir.... karena saya belum pernah memikirkan segala hal seperti itu sebelumnya."

Jadi ketika saya mendengar musisi-musisi menyatakan opini dan perasaan mereka dalam beberapa wawancara, saya berpikir, 'Buat apa? Itu tak akan mengubah dunia.' Itu bukan berarti saya bermain musik untuk mengubah dunia, tapi hanya berpikir apa yang mereka pikirkan tidak berhubungan ke masyarakat. ‘Waratte Iitomo!’ yang mengudara jauh lebih relevan."

Dengan satu dekade pertama Oreskaband, iCas menantikan dekade-dekade lainnya untuk terus bertumbuh.

(Sepuluh tahun dari sekarang) saya ingin band ini terus eksis sepanjang aktivitas-aktivitas kami yang lainnya. Akan terlihat keren jika memisahkan mana yang urusan band, mana yang bukan," katanya. "Kami dulu membayangkan kami semua hidup di negara yang terpisah, bermain gigs secara tak berkala di Jepang yang mana akan menjadi perayaan spesial besar-besaran. Itu masih mimpi."