Berita Jepang | Japanesestation.com

Hiroki Terai ‘Tameshigaki’

Hiroki Terai, 34 tahun, telah mengumpulkan lebih dari 20.000 karya seni "tameshigaki" dari 106 negara di seluruh dunia. Tameshigaki adalah kertas yang disediakan oleh toko-toko alat tulis bagi para pelanggan untuk menguji pena. Terai telah mengumpulkan koleksi menakjubkan ini dengan meminta secara langsung kepada berbagai toko atau memiliki kenalan yang mengirimnya dari luar negeri. Ia pertama kali mulai mengumpulkan tameshigaki tujuh tahun yang lalu, setelah menjadi terpesona oleh selembar kertas di sebuah toko alat tulis di Belgia. Ia berkelana di Eropa pada saat itu, tak lama setelah berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang perwakilan penjualan untuk suatu agen besar, yang telah membuatnya bekerja hingga larut pada setiap malam. Para pengguna kertas tersebut menulis secara bebas dan secara tidak sadar dengan berbagai pena, dan menggambar berbagai karakter dan pola seperti bunga berwarna-warni dan bentuk hati. Bagi Terai, halaman-halaman penuh coretan adalah semacam seni yang dibuat secara acak. Ia menemukan ekspresi alami manusia di dalamnya yang biasanya hanya dibuang, setelah kertas itu tidak lagi berguna. Ia menjadi terobsesi dengan jenis "seni" baru ini. Kembali ke Tokyo, ia mulai menjalankan bisnis perencanaan acara, dan terus mengumpulkan potongan-potongan kertas seperti ini. Ia terkejut mengetahui bahwa tiap bagian kertas menyatakan suatu karakter bangsa yang berbeda. "Di Afrika, hanya ada garis-garis, yang ditulis dengan tekanan yang kuat. Pena mungkin ada yang sering rusak dan orang-orang hanya ingin memastikan mereka berfungsi," kata Terai. "Di Prancis dan Italia, berbagai gambar dilukis dengan penuh gaya. Rumus-rumus aritmatika menonjol di India." Para penguji pena di Jepang sering menulis frase seperti "Imadesho!" (Sekarang atau tidak sama sekali), sebuah frase yang disebarkan oleh seorang guru sekolah terkenal dan "Bai-gaeshi" (Balas dua kali lebih keras), sebuah frase yang digunakan dalam drama TV. Sebagai kolektor, Terai bercita-cita untuk membangun suatu antropologi budaya tameshigaki dan mengadakan pameran di Museum Louvre. Lima belas potongan-potongan dari koleksinya sedang ditampilkan di toko Tokyu Hands di Kyoto hingga tanggak 21 Juli. Ia berencana untuk menerbitkan sebuah buku musim gugur ini.