Berita Jepang | Japanesestation.com

Gubernur Tokyo, Yoichi Masuzoe (65) menentang pengiriman masuk pembantu rumah tangga orang asing ke Jepang. Tetapi dia mendukung masuknya tenaga kerja magang dan tenaga kerja berketrampilan dan pengetahuan tinggi (high skill labour) ke Jepang. Oleh karena itu Masuzoe akan mendukung upaya pemerintah pusat Jepang memudahkan dan mem-fleksibelkan kedua jenis tenaga kerja itu.

Gubernur Tokyo Menentang Impor Pembantu Rumah Tangga
Gubernur Tokyo, Yoichi Masuzoe (65)

"Kalau kita memasukkan pembantu rumah tangga dari Filipina, misalnya, dengan gaji 20 persen lebih murah daripada gaji tenaga kerja Jepang, nanti gaji tenaga kerja di Jepang semakin turun akibat hal itu, yang susah siapa nanti? Oleh karena itu hal itu sebaiknya jangan dilakukan," kata Masuzoe, Senin (19/5/2014) kepada Tribunnews.com dan beberapa wartawan Jepang lain di Foreign Press Center Tokyo. Masuzoe yang juga mantan Menteri Tenaga Kerja dan Kesehatan Jepang itu juga mengakui kalau tenaga kerja asing sangatlah dibutuhkan dalam mempersiapkan acara besar Olimpiade Tokyo 2020. "Oleh karena itu saya setuju untuk melonggarkan visa masuk tenaga kerja magang ke Jepang yang selama ini berlaku 5 tahun akan menjadi 10 tahun," paparnya. Para pemagang itulah yang akan menjadi tenaga kerja bantuan bagi Tokyo untuk mempersiapkan pembangunan segala infrastruktur di Tokyo dalam waktu mendatang ini. Selain itu Masuzoe sangat antusias untuk mengimpor tenaga kerja asing berkualitas tinggi. "Kita dalam waktu dekat akan mencoba memasukkan tenaga kerja ahli seperti di bidang IT biasanya orang India pintar-pintar. Kalau perlu kita akan bawa masuk juga para ahli finansial dari Wallstreet Amerika sana supaya Tokyo bisa menjadi Pusat Finansial Dunia, tidak lagi Singapura untuk tingkat Asia saat ini. Kota terbaik Tokyo di peringkat ke-4 saat ini setelah London, New York dan Paris, akan kita gencarkan lagi supaya bisa menjadi kota terbaik dunia setelah 2020 nanti," tekannya berapi-api. Untuk itulah Tokyo sangat agresif saat ini untuk semakin memperhatikan tenaga kerja asing karena memang sangat kekurangan sumber daya manusia. "Tetapi bukan sumber daya manusia setingkat pembantu," kata Masuzoe kelahiran Kitakyushu, prefektur Fukuoka dan lulusan Universitas Tokyo fakultas hukum tahun 1971 ini.