Berita Jepang | Japanesestation.com

japanese_cuisine_ok_56

Umumnya kita mengenal kebiasaan makan tiga kali sehari: pagi, siang, dan sore dan  malam. Tidak hanya di Indonesia, di luar negeri pun demikian—dalam bahasa Inggris pun ada kata-kata breakfast (makan pagi), lunch (makan siang), dan dinner (makan malam). Sebagian orang menjalani kebiasaan makan dua kali sehari. Misalnya pagi cukup menyantap makanan kecil, minum teh/kopi, atau minum jus. Baru siang dan malam mereka makan lengkap. Makan dua kali sehari juga dijalani oleh mereka yang beribadah puasa. Bagaimana dengan makan sekali sehari? Itulah kebiasaan yang ditawarkan oleh Dr. Yoshinori Nagumo (Ketua Asosiasi Kedokteran Anti Aging Internasional).

Nagumo bahkan menawarkan cara makan sekali sehari sekali ini sebagai cara menuju sehat. Menurut Nagumo, ide bahwa tubuh sehat adalah tubuh yang memperoleh pasokan gizi terus-menerus merupakan pemikiran kuno. Karena itu, kata dia, rutinitas makan yang selama ini kita lakukan sehari makan tiga kali adalah kebiasaan yang tidak sehat. Di buku Makan Sekali Sehari terbitan Qanita ini, Nagumo memaparkan alasan-alasan kenapa hal itu harus dilakukan. Menurut Nagumo, idealnya makan yang sehari sekali itu harus dengan menu yang sederhana: nasi, satu lauk, dan satu sayur. Waktu terbaik untuk makan adalah petang hari.

Untuk memperoleh manfaat yang maksimal dari apa yang kita makan, Nagumo menyarankan untuk memakan makanan secara seutuhnya. Maksudnya, ketika makan ikan sebaiknya dimakan seluruhnya, tidak hanya dagingnya, tetapi juga tulang dan kepalanya. Begitu juga ketika memakan sayur, tidak hanya daunnya yang dimakan, tetapi akar dan umbinya sebaiknya juga dimasak. Kalau kita makan hanya sekali sehari, tentu perut akan lapar. Apakah itu tidak berbahaya? Menurut Nagumi, perut yang lapar justru baik untuk kesehatan. Mengapa? Karena bunyi perut yang lapar itu mengaktifkan sel-sel dalam tubuh. Dan pada waktu lapar, otak akan bekerja lebih optimal.

Dalam buku praktis yang sudah terjual lebih dari 50.000 eksemplar di Jepang ini, Nagumo menepis mitos dan menguak rahasia mengenai makan sekali-sehari tidak menyebabkan kekurangan gizi, makan berlebih justru awal dari penyakit, minum air pun tetap jadi gemuk, metabolik yang dapat memperpendek usia, mengurangi porsi makan dengan satu lauk dan satu sayur, makanan sehat adalah makanan "utuh", menghindari ngantuk setelah makan siang, memperkuat tulang tanpa mengonsumsi kalsium, trik menghilangkan bau badan, membentuk tubuh dan memiliki otot yang kuat hanya dengan tidur, tanpa ke gym.

Yoshinori Nagumo adalah Direktur Umum Klinik Nagumo yang fokus melayani kesehatan payudara. Dosen di Jikei Medical University dan Kinki University, serta dosen tamu di Dong-A University, Korea Selatan, dan Dalian Medical University di Cina, ini memegang prinsip "memelihara kecantikan, kesehatan, dan fungsi payudara sangat penting bagi wanita seumur hidup."

Untuk itu, Nagumo melakukan operasi kanker di empat rumah sakit di Tokyo, Nagoya, Osaka, dan Fukuoka. Nagumo, yang pada 2012 dinobatkan menjadi Ketua Kehormatan Asosiasi Antiaging Internasional, sering menjadi pembicara di berbagai seminar yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Kanker Payudara Jepang, Ikatan Ahli Bedah Plastik dan Rekonstruksi Jepang, serta Ikatan Ahli Bedah Kecantikan Plastik Jepang, selain secara rutin muncul sebagai komentator di acara TV dan menulis sejumlah buku tentang awet muda.