Berita Jepang | Japanesestation.com

Hanya ada satu masalah mencolok yang perlu ditangani dalam persiapan Olimpiade 2020, yaitu kurangnya relawan olimpiade. Untuk memperbaiki itu, Badan Olahraga Jepang serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi mengirimkan pemberitahuan penting ke berbagai universitas dan perguruan tinggi Jepang pada 26 Juli lalu.

Pemberitahuan itu meminta siswa menjadi relawan untuk membantu selama Olimpiade, yang akan berlangsung dari 24 Juli hingga 9 Agustus. Sayangnya, Olimpiade juga bertepatan dengan periode ujian penting bagi banyak mahasiswa, yang hasilnya akan secara drastis mempengaruhi pilihan karir mereka.

Pengumuman tersebut juga mendesak universitas untuk menjadi fleksibel dalam kurikulum mereka, seperti memulai kuliah lebih awal atau mengadakan perkuliahan selama liburan. Langkah-langkah khusus ini bergantung pada kebijaksanaan lembaga pendidikan individu agar mendorong siswa untuk menjadi relawan Olimpiade, tanpa mempengaruhi studi mereka.

Mengingat kebutuhan untuk sukarelawan selama Olimpiade Tokyo, Tokyo Metropolitan University telah memutuskan untuk tidak melakukan kelas atau ujian selama periode turnamen sejak musim panas lalu. Universitas Kokushikan pun mengikuti kebijakan tersebut.

Netizen Jepang tercengang dengan kebijakan ini, sebagian dari mereka berkomentar:

“Bukankah seharusnya mereka membayar orang untuk pekerjaan itu? Saya suka olahraga, tetapi mengandalkan semangat relawan rasanya tidak cukup. ” “Sangat aneh mereka membuatnya 'lebih mudah' bagi siswa untuk menjadi sukarelawan. Ada siswa yang harus belajar. Uang akan sangat bagus, tetapi mereka hanya memikirkan bantuan gratis. ” “Saya pasti tidak berpartisipasi. Saya harus belajar sebagai mahasiswa, melakukan pekerjaan paruh waktu untuk mendukung diri saya sendiri. Jika semacam ini sama saja dengan 'terpaksa sukarela', tolong hentikan. Saya tahu kami benar-benar kekurangan tenaga dan saya bersedia membantu sebagai sukarelawan bantuan bencana, tetapi tidak untuk jenis ini. ”

Bagaimana menurut kalian mengenai kebijakan pemerintah Jepang untuk kali ini?