Berita Jepang | Japanesestation.com

Walaupun Jepang dan Korea Selatan bertetangga, namun kedua negara tersebut hanya memiliki sedikit kesamaan dalam hal budaya pop maupun tren fashion, termasuk gaya make-up keduanya yang sangat berbeda jauh. Meski begitu, nampaknya kalangan remaja asal negeri sakura beberapa waktu belakangan ini mulai banyak menyukai semua hal tentang Korea, ini dibuktikan dengan fakta adanya hashtag #IWantToBeKorean di Jepang yang telah muncul lebih dari 7.000 kali di jejaring sosial Instagram.

Menanggapi hal itu, salah satu situs berita Jepang J-cast menegaskan bahwa budaya pop Korea Selatan mulai masuk Jepang sejak 15 tahun yang lalu saat drama populer, Winter Sonata tayang, dan girl group serta boy group seperti Girls Generation, KARA, dan TVXQ kemudian ikut membantu menyebarkan genre musik K-pop yang akhirnya banyak disukai oleh remaja.

Budaya Pop Hingga Fashion Korea Sudah Merambah Kalangan Remaja Jepang
TWICE | mdpr.jp

Selain itu, adapula girl group TWICE, sebuah grup beranggotakan sembilan wanita cantik ini berhasil masuk ke dalam peringkat 10 besar daftar album Oricon mingguan setelah memulai debutnya di Jepang pada bulan Juni 2017 lalu. Album mereka bahkan mendapat sertifikat platinum dari RIAJ dan debut single Jepang mereka yang diberi judul One More Time meroket ke posisi nomor satu di tangga lagu Oricon.

J-cast mengaitkan kesuksesan fenomenal dari grup TWICE tidak terlepas karena ketiga anggotanya, Sana Minatozaki, Mina Myoui dan Momo Hirai yang berasal dari Jepang. Namun, tidak diragukan lagi, K-Pop memang berhasil memainkan sebuah peran besar dalam membuat para remaja di Jepang jatuh cinta dengan Korea. Tak hanya musik, kini fashion ala Korea juga dianggap tengah meracuni anak - anak muda setempat.

Sebuah survei yang dilakukan oleh perancang tren busana remaja, FRIL dengan melibatkan 1.700 responden mengungkap bahwa sekitar 47,9% remaja berusia antara 10 hingga 19 tahun menjadikan Korea sebagai kiblat fashion mereka, begitu pula dengan 27,5 % orang-orang dewasa berusia 20-an yang ikut dalam survei ini. Apakah J-Pop dan budaya Jepang yang menonjolkan sisi kawaii serta feminim akan hilang ditelan zaman? Kita tunggu saja, karena hanya waktu yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.