Berita Jepang | Japanesestation.com

Wangi semerbak kemenyan bercampur dengan wangi ragi roti mengharumkan Jalan Nakamise, Tokyo, Jepang, akhir September lalu. Sebuah kawasan yang dipenuhi pedagang makanan dan cendera mata, yang menjadi pintu masuk utama menuju Kuil Asakusa atau akrab dikenal sebagai Asakusa Kannon Temple. Jalan sepanjang 250 meter itu khusus didedikasikan bagi pejalan kaki untuk berbelanja dan berdoa.

Asap Berkah di Kuil Asakusa, Jepang
Membuat asap di Kuil Asakusa, Tokyo, Jepang. (Foto: KOMPAS/WAWAN H PRABOWO)

Kuil Asakusa menjadi kawasan wisata yang banyak menarik kunjungan wisatawan dari sejumlah negara sepanjang musim. Beragam tradisi di kuil yang dipercaya membawa berkah kebaikan itu menjadi magnet utama yang menarik masyarakat untuk datang. Hal itu juga didukung oleh keberadaan pedagang cendera mata yang menjual barang dagangannya lebih murah daripada di kawasan lain. Wisatawan yang datang ke Kuil Asakusa akan melewati beberapa bangunan. Ujung dari Jalan Nakamise ini adalah sebuah gerbang yang menjadi pintu masuk ke Kuil Sensoji, yaitu Hozomon Gate. Sebelum menuju kuil utama, pengunjung akan menemukan pancuran air suci dan tempat pembakaran dupa.

Asap Berkah di Kuil Asakusa, Jepang
Batang Lidi Keberuntungan di Kuil Asakusa, Tokyo, Jepang. (Foto: KOMPAS/WAWAN H PRABOWO)

Ritual yang biasa dilakukan pengunjung sebelum berdoa di dalam kuil itu adalah bersuci di pancuran. Kemudian mereka membeli dupa dan membakarnya di tungku yang berada di depan tangga menuju bangunan utama. Tungku itu selalu dikerumuni orang dan dipenuhi arang yang menyala setiap saat. Di tungku tersebut, warga berebut mengasapi diri dengan cara mengipas-ngipaskan asap ke badan atau meraup asap dengan tangan dan mengusapkannya ke muka sambil berdoa di depan Kuil Asakusa. Mereka percaya asap yang keluar dari tungku yang berada di halaman Kuil Asakusa itu bisa mengusir berbagai macam penyakit. Sementara itu, di dalam bangunan utama, pengunjung akan menemukan tempat melempar batangan kayu untuk mengetahui peruntungan. Pengunjung akan mengocok wadah yang berisi batangan kayu untuk mendapatkan salah satu batangan kayu yang terlempar. Pengunjung lalu menuju sebuah lemari untuk mencari potongan kertas yang sesuai dengan angka pada batangan kayu yang terlempar itu. Di kertas itulah konon ramalan nasib orang tersebut tertulis.

Asap Berkah di Kuil Asakusa, Jepang
Pintu Gerbang Kuil Asakusa, Tokyo, Jepang. (Foto: KOMPAS/WAWAN H PRABOWO)

Kuil Asakusa menjadi potret keabadian tradisi masyarakat Jepang. Jepang selalu dianggap sebagai model negara yang sukses menjalankan modernisasi sembari nguri-uri tradisi. Masyarakat Jepang menjadikan tradisi sebagai landasan kokoh bagi pengembangan modernisasi.