Berita Jepang | Japanesestation.com

Di tengah kesibukan masyarakatnya, tak ada yang lebih sibuk dari ibu rumah tangga di Jepang. Pasalnya, setiap hari mereka harus mengurus keluarga dari pagi hingga malam. Tak ada hari libur bagi mereka. Orang Jepang memprioritaskan pendidikan anak-anak mereka, sehingga tak banyak anak-anak yang membantu pekerjaan rumah tangga.

Bagi istri yang tak bekerja, maka mereka akan melakukan seluruh pekerjaan rumah tangga. Kesibukan ibu rumah tangga yang tak habis-habisnya inilah yang membuat sebuah portal online dan majalah tentang wanita, Living Shinbun mengusulkan adanya Housewife Day Off di Jepang. Gagasan ini telah diajukan sejak tahun 2009 dan ditetapkan setiap tanggal 25 Januari, yang merupakan hari istirahat bagi ibu rumah tangga di Jepang.

Tiga prinsip utama di balik usulan ini yaitu:

  1. Ibu rumah tangga setiap hari menghabiskan waktunya bekerja keras untuk mengurus pekerjaan rumah tangga dan membesarkan anak. Dengan adanya hari ini maka ini nantinya akan menjadi hari di mana mereka bisa bersantai.
  2. Ini merupakan hari untuk membuat keluarga dan Jepang bahagia.
  3. Ini merupakan hari di mana suami dan anak-anak dapat menantang diri mereka untuk melakukan pekerjaan rumah tangga.

Peringatan ini sendiri masih belum diketahui banyak para ibu di Jepang. Ini terlihat dari komentar di internet yang menyatakan "Ini tanggal 25 Januari, berarti ini adalah Housewife Day Off," atau "Rupanya ada hari libur untuk ibu rumah tangga!" 

Living Shinbun mengusulkan Housewife Day Off tak hanya diperingati sekali setahun. Namun, setiap tanggal 25 di bulan Januari, Mei, dan September di setiap tahunnya. Hal tersebut bertujuan agar ibu rumah tangga memiliki kesempatan berlibur setidaknya tiga kali dalam setahun.

(Featured image: i.kinja-img.com)