Berita Jepang | Japanesestation.com

Tak hanya di Jepang, para lansia di manapun kerap diharapkan pada masalah yang sama, kesepian. Namun setidaknya Jepang punya cara unik untuk mengatasi masalah ini. Para lansia dibuatkan boneka robot yang bisa bicara.

Agar Tak Kesepian, Para Lansia di Jepang Dibuatkan Boneka Robot Yang Bisa Bicara
(Foto: Asahi Shimbun)

Pemerintah Jepang sendiri mencatat kesepian menjadi masalah pelik bagi para lansia di Negeri Sakura. Bagaimana tidak, dari hasil studi yang dilakukan di tahun 2012 terungkap seperempat lansia yang tinggal sendiri cenderung menjalani hari-hari tanpa berbincang dengan orang lain sama sekali. Tak heran bila mereka merasa kesepian. Kondisi semacam ini tentu menjadi peluang emas bagi sejumlah perusahaan. Mereka berlomba-lomba menjual boneka yang bisa bicara untuk membantu mengusir kesepian yang dirasakan para lansia ini. Dan tampaknya strategi ini berhasil karena penjualannya meningkat tajam. Tak hanya lucu, yang menjadi keunikan sekaligus kelebihan dari boneka ini adalah mereka dirancang agar bisa diajak bicara, walaupun hanya berupa kata-kata sederhana. Salah seorang lansia bernama Nobu Komatsu pun berbagi tentang Oshaberi Makun (Makun Bicara) miliknya. Boneka milik wanita berusia 86 tahun ini dapat mengenali kata-kata tertentu yang diucapkan pemiliknya lalu memberikan respons dengan menggunakan suara anak laki-laki berusia lima tahun. "Setelah sebulan bersama bocah ini, saya mulai merasa sayang kepadanya dan tak bisa meninggalkannya seorang diri. Saya juga merasa lebih positif dan lebih banyak bicara," tuturnya kepada Kyodo News Service sembari menepuk-nepuk kepala Makun. Seperti dikutip dari BBC, Selasa (15/7/2014), boneka lain yang sejenis dengan Oshaberi Makun antara lain Yumenoko Neruru (Child of Dream Neruru) yang dapat membawakan 50 lagu; Unazuki Kabochan (Kabochan Nodding) dan Primopuel yang bisa memanggil nama pemilik mereka. Bandai, perusahaan mainan yang mengembangkan Primopuel awalnya menargetkan produk mereka untuk wanita-wanita muda berusia 20-an tahun. Namun mereka terkejut ketika peminatnya justru kebanyakan para lansia. Bandai pun menduga banyak anak muda yang membeli boneka ini sebenarnya untuk diberikan kepada saudara atau kakek-nenek yang tak bisa sering-sering mereka kunjungi. Boneka ini ternyata bukan sembarang mainan. Perusahaan pembuat Kabochan, Pip, pernah meminta tim peneliti dari Osaka City University Graduate School of Medicine untuk menggelar tes di tahun 2012. Tes ini bertujuan untuk mengetahui manfaat keberadaan boneka ini terhadap kesehatan para lansia yang memilikinya. Sejumlah lansia pun dikumpulkan dan dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama diberi boneka yang bisa bicara dan kelompok lainnya diberi boneka biasa atau yang tak bisa bicara. Ternyata daya ingat dan kemampuan para lansia dalam menilai sesuatu meningkat, terutama bagi kelompok lansia yang diberi Kabochan. Menurut salah satu peneliti, Masaaki Tanaka, robot ini membantu mencegah demensia atau kepikunan pada para lansia tersebut. "Bicara adalah cara termudah untuk menstimulasi atau merangsang otak Anda dan boneka-boneka ini setidaknya memberikan alternatif agar para lansia ini bisa rutin berbicara," imbuh pakar neurologi, Kimihiro Yoneyama.