Berita Jepang | Japanesestation.com

Satu dari tiga pria Jepang berusia 20-an berpikir bahwa mereka tidak mungkin bisa menikah, meskipun mereka tetap ingin melakukannya, dengan sekitar 60 persen menyatakan ketidakamanan ekonomi sebagai alasan utama, seperti yang diungkapkan oleh sebuah survei yang dilakukan oleh sebuah perusahaan asuransi jiwa.

Survei yang dilakukan oleh perusahaan Lifenet Insurance Co. yang berbasis di kota Tokyo ini juga mengungkapkan banyaknya responden yang bersedia untuk mengambil peran aktif dalam hal membesarkan anak.

Ekonomi yang lebih baik dapat mendorong lebih banyak orang untuk menikah, sehingga membantu meningkatkan jumlah anak-anak di negeri ini, seperti yang dikatakan oleh seorang pejabat dari perusahaan itu.

Polling tersebut dilakukan di Internet pada bulan September dan diikuti oleh 450 orang pria berusia 20-an.

Saat ditanya apakah mereka pikir mereka dapat menikah, hanya 27,8 persen yang mengatakan bahwa mereka ingin menikah dan bisa menikah, sementara 35,3 persen mengatakan bahwa mereka tidak ingin menikah.

Proporsi responden yang takut tidak mampu untuk menikah meskipun memiliki keinginan untuk melakukannya mencapai 36,9 persen. Alasan teratas adalah ketidakamanan ekonomi, sebanyak 60,8 persen, dibandingkan dengan 48,2 persen yang mengatakan alasan mereka tidak dapat menikah adalah karena tidak populer dengan wanita.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa 87,8 persen dari seluruh responden ingin aktif terlibat dalam hal membesarkan anak. Namun 74,9 persen mengatakan mereka khawatir apakah mereka dapat menghasilkan cukup uang untuk menutupi biaya dalam membesarkan anak seperti biaya pendidikan dan juga biaya hidup bagi anak-anak mereka.

Sebanyak 82,4 persen merasa belum pasti dengan masa depan mereka, namun 89,6 persen mengatakan mereka tidak mengambil langkah-langkah tertentu seperti menabung untuk meredakan kegelisahan mereka.

source : yomiuri.co.jp via aramatheydidnt.livejournal.com