Berita Jepang | Japanesestation.com

Topping unagi akan sulit ditemui dalam beberapa tahun mendatang. Menyusul harga tinggi karena stoknya semakin tipis, pertemuan lembaga lingkungan internasional mengumumkan unagi akan dimasukkan dalam daftar hewan terancam punah.

unagi-jepang Pada tahun 2013 Kementrian Lingkungan Jepang secara resmi memasukkan spesies ikan sidat Jepang dalam 'red list' Jepang. Dilansir oleh CNN (05/02/2013), persediaan spesies tersebut turun hingga 90 persen dalam tiga generasi terakhir. Tahun lalu saja, populasi belut hanya 5 persen dibandingkan tahun 1960-an. Kementrian pertanian mendorong tindakan untuk memperbanyak populasi unagi setelah International Union for Conservation of Nature yang dilaksanakan pada minggu ini. Dalam pertemuan itu spesies tersebut dikategorikan sebagai hewan yang terancam punah. Spesies ikan sidat lainnya juga terancam langka karena kerusakan habitat dan penangkapan berlebihan. Keputusan IUCN untuk memasukkan ikan sidat Jepang dalam daftar ini bisa memicu aturan perdagangan ketat skala global. Usaha untuk menernakkan belut menghadapi perkembangakan yang lambat karena pola migrasi ikan ini. Ikan sidat bertelur di area terpencil di lautan dan IUCN menyatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan populasi seperti polusi dan kondisi laut. “Kita harus mempercepat tindakan untuk membangun sistem produksi skala besar,” tutur Yoshimasa Hayashi selaku Menteri Pertanian dan Perikanan setelah keputusan IUCN kepada Associated Press (16/06/2014). Jepang mengonsumsi sekitar 70 persen belut karena kepercayaan konsumsi unagi bakar bisa melawan suhu tinggi saat musim panas. Hidangan dengan topping unagi juga banyak dikonsumsi saat menonton kembang api dan mengonsumsi semangka. Walaupun ada batasan menangkap ikan sidat muda, permintaan yang semakin meningkat mengancam populasi spesies tersebut. Saat ini harga jual ikan sidat muda mencapai $ 36.000 (Rp 425.052.000) per kilogram. Selain itu, hidangan Kabayaki yang semula menjadi hidangan rumahan menjadi salah satu hidangan mewah dengan harga $7-$10 (Rp 82.649-118.070) di Tsukiji market, Tokyo.