Berita Jepang | Japanesestation.com

Design-Banner-Web-HF10-01

Ajang kreatifitas pop culture terbesar di Indonesia ini dalam penyelenggaraannya di tahun ke-10 menargetkan 40.000 pengunjung ke Tennis Indoor Senayan pada tanggal 22 – 23 November 2014. Wahyu Aditya, founder HelloFest, optimistis target tersebut akan dapat terpenuhi mengingat tingginya perhatian masyarakat industri kreatif Indonesia.

"Ajang ini menjadi saksi munculnya creator dalam negeri di bidang animasi, film pendek, cosplay, craft, merchandising dan wilayah budaya pop lokal. Saat diawali hanya 300 pengunjung, tahun lalu sudah mencapai 33.000 pengunjung," papar peraih Juara Dunia Young Creative Enterpreneur dari British Council tersebut. Tidak itu saja, lanjutnya, seiring berjalannya waktu HelloFest mengembangkan ajang ini sebagai kegiatan produktif seperti workshop, master class berupa diskusi membahas film pendek dan animasi berisi praktisi nasional maupun internasional, seminar, content development hingga big bang show yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi konten dan HAKI lokal. Menurut Waditya, format HelloFest memang tak sekadar festival penggemar budaya pop, namun ditujukan sebagai wadah bertemunya inovator, pengambil keputusan dan pengguna awal yang sangat berpengaruh dalam sukses tidaknya sebuah produk kreatif tersebut diterima oleh pasar. Dalam pengertian lebih luas, saat ini HelloFest telah menjadi ajang tempat bertemunya para pencipta, komunitas, media, sponsor, pengguna jasa di sektor swasta, sponsor dan tentu saja dunia pendidikan. Selain tiga acara utama dalam HelloFest AnimaExpo yaitu HelloFest Movies (animasi, non animasi dan film 8 detik), KostuMasa, dan tentu saja Pasar HelloFest (ekshibisi pop culture) yang menjadi ajang transaksi langsung pengguna dan pencipta produk-produk kreatif Tanah Air, juga ada program Unjuk Rasa Animasi Lokal sebagai ajang showcase konten-konten animasi dari Indonesia. Eksistensi HelloFest diakui tidak saja di dalam negeri, sejak 2008, HelloFest telah menjadi juri tetap perwakilan Indonesia di ajang Asia Graph di Tokyo. Perwakilan Indonesia ke ajang Asia Graph merupakan pemenang atau finalis dari kompetisi HelloFest. Sejak 2008, sudah 12 penghargaan diraih Indonesia. "Secara teknis animasi lokal tidak kalah dengan animasi luar negeri, hal itu yang membuat saya optimis terhadap perkembangan industri animasi," tegas Wahyu Aditya. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ada sekitar 40 studio animasi yang sudah terjun dalam industri perfilman di Indonesia dan jumlah ini akan terus meningkat. Sejumlah studi animator dalam negeri telah rutin memberikan jasa mereka bagi negara seperti Inggris, China, dan Jepang untuk membuat film animasi. Pada masa mendatang, HelloFest berharap mampu menjadi ajang rujukan industri kreatif yang mendunia setara dengan SanDiego ComicCon di Amerika Serikat yang digelar selama empat hari dengan dihadiri 250.000 pengunjung dan ajang terbesar di dunia Comiket di Tokyo yang dalam tiga hari penyelenggaraan dibanjiri 500.000 pengunjung. Sebuah mimpi yang sangat realistis mungkin dicapai oleh HelloFest mengingat San Diego Comic Con dan Comiket digelar sejak era 1970-an, demikian juga besarnya pasar di Indonesia. Selain menggelar ajang HelloFest di Jakarta, di sejumlah kota yang menjadi kantong industri kreatif, digelar HelloFest Roadshow berupa edukasi dalam format seminar tentang perkembangan dunia animasi dan film pendek lokal maupun internasional, sementara edutainment berbentuk pemutaran film animasi pendek koleksi HelloFest tahun 2000 hingga 2014. HelloFest Roadshow digelar dengan tujuan memberikan edukasi dan kesadaran terhadap masyarakat tentang produk-produk kreatif dengan tujuan utama memacu generasi muda untuk berani berkarya. Salah satu kota yang akan dikunjung HelloFest pada bulan Oktober yaitu Yogyakarta. Sebelumnya, sebagai ajang pemanasan, pada bulan ini HelloFest berperan serta di ajang Encounters Film Festival Bristol dan melakukan pemutaran film di London yang dilakukan bersama Kedutaan Besar RI & Persatuan Pelajar Indonesia.