Berita Jepang | Japanesestation.com

Nama Hayao Miyazaki dikenal berkat perannya sebagai pendiri Studio Ghibli sekaligus sutradara beberapa judul filmnya. Belakangan, pandangan politik Miyazaki diungkapkan oleh penulis Asato Ikeda dari pihak The Asia-Pacific Journal.

Pendiri Studio Ghibli Ungkap Pandangan Politik
Hayao Miyazaki mengejutkan beberapa pihak dengan menyatakan kegelisahannya setelah melihat poster anime When Marnie Was There.

Dilansir dari Anime News Network, Senin (15/9/2014) Ikeda baru-baru ini membuat transkrip wawancaranya dengan Hayao Miyazaki yang awalnya dicetak di majalah bulanan Neppu milik Studio Ghibli. Di situ, Miyazaki menggali jauh pembicaraan mulai dari pikiran masa kecilnya terhadap perang, perasaannya kepada Jepang dan kebijakan perang, ayahnya, politik saat ini, dan pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe. hayao-miyazaki (2) Miyazaki sempat berbicara mengenai patriotisme, dan perubahan persepsi terhadap Perang Dunia II saat ia tumbuh lebih dewasa. Diutarakannya, "Jika saya telah lahir sedikit lebih awal, saya akan menjadi anak laki-laki militer penuh rasa patriotik. Jika saya lahir sebelumnya, saya akan mengajukan diri untuk bertarung dan meninggal di medan perang. Saya pikir itu adalah waktu ketika kita akan menyadari apa perang sesungguhnya hanya bila kita akan mati." hayao-miyazaki (3) Ia juga turut menyampaikan perasaannya yang bertentangan mengenai kegiatan perang di Jepang. "Karena semua ini, bahkan setelah saya tumbuh besar, saya tidak ingin menyanyikan lagu-lagu Jepang. Sebagai gantinya, saya menyanyikan lagu-lagu rakyat Rusia, saya berharap bisa memiliki tanah air yang bisa saya cintai," ungkapnya. Ditambahkan pula, "Itu bukan berarti saya lebih menyukai Rusia, tapi karena saya tidak punya keyakinan kuat saat itu, saya berpikir mungkin ada sesuatu yang lebih penting daripada diri saya sendiri untuk mempercayainya." hayao-miyazaki (4) Hayao Miyazaki memiliki beberapa kalimat untuk mengungkapkan pandangan politik Jepang di era saat ini. "Sekarang, ketika pernyataan mereka berubah menjadi kontroversial, politisi menghindari mereka, mengatakan bahwa mereka tidak bersungguh-sungguh. Saya terkejut melihat pejabat tinggi pemerintah dan politisi yang tidak memiliki kesadaran historis, dan opini tegas," imbuhnya. Dilanjutkannya, "Mereka yang pemikirannya pendek tidak seharusnya mengubah konstitusi. Mereka menetapkan kebijakan tanpa ada kajian nyata terhadap masalah, melainkan dengan ide-ide spontan atau dengan mendengarkan orang-orang yang mengatakan hal-hal dangkal." Hayao Miyazaki memang dikenal sebagai sosok yang memiliki akar politik paling kuat di antara rekan-rekannya di Studio Ghibli. Film terakhirnya, The Wind Rises mencerminkan idealismenya mengenai pandangan politik masa lalu dan masa kini.