Berita Jepang | Japanesestation.com

Tahun lalu rupanya bukan tahun menggembirakan untuk pasar konsol game di Jepang. Sebabnya, tahun lalu tercatat sebagai titik terburuk dalam 24 tahun terakhir.

Pasar Konsol Game Jepang Ada di Titik Terendah
New 3DS, konsol genggam terbaru Nintendo (sumber: Kotaku/VGChartz)

Gamer Jepang membeli lebih sedikit konsol dan game fisik dibandingkan tahun 1990 saat SNES masuk ke negara itu. Data dari Famitsu menunjukkan penurunan itu, kendati PS4 dan Xbox One diluncurkan di Jepang tahun lalu. Total penjualan konsol dan game fisik sepanjang 2014 adalah 369 miliar yen (Rp 37 triliun), jauh dari pencapaian tahun 2007 sebesar 688 miliar yen (Rp 69 triliun). Tahun lalu 10 game terlaris di Jepang semuanya adalah game konsol Nintendo (delapan termasuk game 3DS, merefleksikan preferensi gamer Jepang kepada handheld). Yang mencatat penjualan tertinggi (3 juta kopi) adalah Yokai Watch 2 buatan Level-5, sementara Pokemon Omega Ruby dan Alpha Sapphire terjual 2,4 juta. 3DS sendiri mencatatkan diri sebagai konsol terlaris di Jepang pada 2014 dengan penjualan 3,1 juta unit menjadikan populasi konsol itu ada di angka 17,8 juta untuk di Jepang saja. PS Vita ada di urutan kedua dengan 1,1 juta menjadikan total unitnya di Jepang 3,4 juta. Konsol game rumahan tidak selaris handheld. PS4 terjual 925.000, Wii U 604.000, dan Xbox One hanya 45.900. Penjualan konsol digital tetap rendah, begitu pula PC yang memang tak pernah menjadi pemain besar di Negeri Koinobori. Mantan petinggi Hudson John Greiner tidak melihat ini perlu sebagai sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Pasar game Jepang tidak sedang menurun, cuma bergeser saja. "Saya tidak berpikir pasar Jepang sedang menurun, cuma bergeser saja. Kita sedang mengalami pergeseran dari pasar yang didominasi konsol ke pasar yang didominasi mobile. Itu bukan hal yang buruk, toh ada game-game bagus di sana," papar Greiner. Pasar Jepang kini didominasi pengembang besar seperti Gree (War of Nations, Kingdom Age, Crime City) dan DeNA (Final Fantasy: Record Keeper, Marvel: War of Heroes) yang menghasilkan banyak uang dari game mobile yang menyasar audiens Jepang.