Berita Jepang | Japanesestation.com

Efek Cuka pada Metabolisme dan Berat BadanAda penelitian pada hewan yang menunjukkan bahwa asam asetat, komponen utama cuka, dapat mengurangi lemak dan berat badan pada hewan laboratorium dengan mengatur metabolisme lemak. Namun, tampaknya hanya ada satu studi pada manusia untuk mengetahui efek cuka pada lemak tubuh dan penurunan berat badan. Para peneliti itu menyebutkan bahwa cuka (atau asam asetat) dapat: 1. Meningkatkan metabolisme lemak sehingga Anda akan membakar lebih banyak lemak. 2. Mengaktifkan gen yang mengatur enzim pemecah lemak (lipolisis). 3. Menekan gen yang mengatur enzim pembentuk lemak (lipogenesis). Hasilnya adalah tubuh menyimpan lebih sedikit lemak dan menggunakan lebih banyak lemak sehingga berat badan akan turun. Studi Dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry di tahun 2009, peneliti Jepang memberikan asam asetat (komponen utama cuka) kepada tikus-tikus yang sedang diet lemak tinggi. Di akhir penelitian, tikus-tikus tersebut memiliki lemak tubuh 10% lebih rendah dari tikus yang tidak diberi asam asetat. Para peneliti Jepang yang sama melaporkan dalam jurnal Bioscience Biotechnology and Biochemistry tentang penelitian yang dilakukan secara acak terhadap dari 175 orang penderita obesitas, dan semua subyek sehat. Peserta diet yang sama secara acak dibagi menjadi tiga kelompok. Mereka minum 50 ml “cuka apel” setelah sarapan dan setelah makan malam yang mengandung tiga tingkat cuka yang berbeda. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang minum cuka: 1. Semakin kehilangan berat badan, lemak tubuh, dan lingkar badan. 2. Mengalami penurunan kadar trigliserida darah dibandingkan dengan mereka yang tidak minum cuka. Mereka yang memiliki cuka dengan dosis yang lebih tinggi paling banyak kehilangan berat badan. Namun, penurunan berat badan terbilang kecil, hanya 0,9 sampai 1,3 kilogram dalam 12 minggu. Selain itu, semua orang akan kembali mendapatkan berat badannya 4 minggu setelah penelitian berakhir.