Berita Jepang | Japanesestation.com

Money politic ternyata masih kental pula di Jepang, bukan hanya di Indonesia. Pemilu kota kecil Hirakawa di prefektur Aomori, utara Tokyo, ternyata memiliki sejarah hitam saat pemilu anggota parlemen kota tersebut pada Januari 2014. Kini polisi telah menangkap 15 anggota parlemen kota Hirakawa dari total 20 anggota parlemen. Termasuk Walikota (sebelumnya) Kiyoji Okawa (62 tahun) yang ikut terlibat money politic. Akibat jauh lebih banyak yang dipenjara (hanya 5 orang bersih dari 20 anggota parlemen), maka tanggal 27 Juli mendatang rencananya akan diadakan pemilu ulangan untuk memilih anggota parlemen yang baru. Dari kesaksian rakyat setempat yang diliput dan diwawancarai TBS TV kemarin (19/7/2014), cara money politic anggota parlemen kota Hirakawa saat pemilu bermacam-macam. Ada yang memasukkan uang 10.000 yen ke dalam onigiri, nasi kepal segitiga Jepang yang dibungkus rumput laut kering.

sogok onigiri-japan Ada pula yang diselipkan di bawah bantal saat berkunjung ke rumah-rumah rakyat, ada pula yang diberikan amplop uang di kebun buah rakyat, ada pula yang dikirimkan lewat pos atau jasa titipan kilat, dan ada yang dijanjikan akan dibelikan sepeda gratis kalau terpilih menjadi anggota parlemen kota tersebut. "Saya dan dua teman, kita bertiga, pernah mendapat uang tunai 300 yen. Lucu juga, tertawa kita semua, akhirnya ya kita belikan sabun atau makanan kecil lain. hahahaha," tawa seorang rakyat kota tersebut yang diliput TBS TV. Untuk menyelidiki para anggota parlemen yang terlibat money politic polisi telah menghabiskan dana 28 juta yen. Tomohiko Tanaka, Kepala Parlemen meminta maaf sebesarnya atas kejadian ini, "Kami sangat malu dan meminta maaf sedalamnya atas kejadian ini," paparnya kepada pers. Diperkirakan 5 September mendatang parlemen baru akan memulai kegiatannya kembali dengan normal. "Kita harus mengambil jalan ke luar yang baru, tidak boleh ada penundaan dalam pemerintahan kota. Maaf atas kejadian ini," unkap Walikota Hirakawa saat ini, Tadayuki Nagao.